Sunday, August 31, 2014

Tugas Matrikulasi - Skala Pengukuran dalam Penelitian

Posted by Unknown at 7:09 AM
SKALA PENGUKURAN
Skala biasanya digunakan untuk mengecek dan menetapkan nilai suatu faktor kualitatif dalam ukuran-ukuran kuantitatif. Skala adalah alat yang yang disusun dan digunakan oleh peneliti untuk mengubah respons tentang suatu variabel yang bersifat kualitatif menjadi data kuantitatif (Mahfud, 2011: 181).
A.   Macam-macam Skala Pengukuran
1.    Skala Nominal
Skala nominal yaitu skala yang paling sederhana disusun menurut jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya. Adapun ciri-ciri ciri skala nominal antara lain; posisi data setara, dan tidak dapat dilakukan operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.
Analisis statistic yang cocok adalah: Uji Binomium (Binomium Test); Uji Chi Satu Sampel; Uji Perubahan Tanda Nemar; Uji Chi Kuadrat Dua Sampel; Uji peluang Fisher; Uji Chochran Q; Uji Chi Kuadrat Lebih dari Dua Sampel; dan Uji Koefisien Kontigensi. Sedangkan tes statistic yang digunakan adalah statistic non parametric.
Contoh:
a.    Warna kulit: Hitam (1), kuning (2), putih (3)
b.    Suku daerah: Jawa (1), Madura (2), Bugis (3), Sunda (4)



2.    Skala Ordinal
Skala ordinal ialah skala yang didasarkan pada ranking, diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya. Jadi skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya. Pada skala ordinal, dimungkinkan untuk melakukan perhitungan atau kuantifikasi variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan substansial dibandingkan dengan skala nominal.
Analisis statistik yang cocok adalah: Uji Kolmogorov-Smirnov Satu Sampel; Uji Tanda; Uji Pasangan Tanda Wilcoxon; Uji Median; Uji Mann-Whitney U; Uji Kolmogorov-Smirnov Dua Sampel; Uji Analisis Varians Dua Arah Friedman; perluasan Median; dan lainnya. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik non parametric.
Contoh:
a.    Mengukur ranking kelas: I, II, III
b.    Kepangkatan militer; Jenderal (4), Letnan Jenderal (3), Mayor Jenderal (2), Brigadir Jenderal (1).
c.     Status social: Kaya (1), Sederhana (2), Miskin (3),
3.    Skala Interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakeristik lain, yaitu berupa interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karakteristik antara satu individu atau objek dan lainnya. Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka untuk operasi aritmatika
Analisis statistik yang cocok adalah: Uji t; Uji t Dua Sampel; Uji Anova Satu Jalur; Uji Anova Dua Jalur; Uji Pearson Product Momen;  Uji Korelasi Parsial; Uji Korelasi Ganda; Uji Regresi;  dan Uji Regresi Ganda. Tes statistik yang digunakan adalah tes statistik parametrik.
Contoh:
a.    Skor pengujian perguruan tinggi: A, B, C, D, dan E.
b.    Skor IQ, skor EQ, dan skor SQ.
c.     Mengurutkan: kualitas pelayanan, keadaan persepsi pegawai, dan sikap pimpinan:
Sangat Puas
5
Puas
4
Cukup Puas
3
Kurang Puas
2
Tidak Puas
1
4.    Skala Ratio
Skala rasio memiliki semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal, dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai nol empiris absolut. Nilai absolut nol ini terjadi pada saat suatu karakteristik yang sedang diukur tidak ada. Skala rasio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama. Dengan demikian data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui.
Misalnya umur manusia dan ukuran timbangan keduanya tidak memiliki angka nol negative. Artinya seseorang tidak dapat berumur di bawah nol tahun dan seseorang harus memiliki timbangan diatas nol. Kalau data interval kita dapat mengatakan bahwa orang yang berumur 50 tahun adalah umurnya dua kali dari pemuda yang merumur 25 tahun.

B.   Tipe-tipe Skala Pengukuran
1.    Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub sub variabel yang kemudian dijabarkan lagi menjadi indicator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indicator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item intrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:
Sangat Tinggi/Sangat Penting/Sangat Benar
5
Tinggi/Penting/Benar
4
Cukup Tinggi/Cukup Penting/Cukup Benar
3
Rendah/Kurang Penting/Salah
2
Rendah Sekali/Tidak Penting/Sangat Salah
1
Tabel 1. Contoh Praktis Pernyataan dalam Bentuk Checklist
No
Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS
S
N
TS
STS
1.
Pedoman pembuatan struktur organisasi Dewan Sekolah disosialisasikan dengan baik.




2.
Dinas pendidikan memiliki data sejumlah sekolah yang memiliki struktur organisasi Dewan Sekolah.




Keterangan:
SS      = Sangat setuju
S        = Setuju
N       = Netral
TS     = Tidak setuju
STS   = Sangat tidak setuju
Skala likert juga mempunyai kelemahan, anatar lain karena ukuran yang digunakan adalah ukuran ordinal, skala likert hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapa kali sati individu lebih baik dari indivisu lainnya, dan kadangkala total skor dari individu tidak member arti yang jelas, karena banyak pola respons terhadap beberapa item akan member skor yang sama. Validitas dari skala likert merupakan pertanyaan yang masih memerlikan penelitian empiris.
2.    Skala Guttman
Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang menyisakan pertanyaan yang berbobot lebih berat, ia akan meniyakan pertanyaan yang kurang berbobot lainnya. Skala Guttman mengukur suatu dimensi sari suatu variabel multidimensi. Skala Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut atribut universal. Pada skala Guttman terdapat beberapa pertanyaan yang  diurutkan secara hirearkis untuk melihat sifat tertentu seseorang.
Ada dua kelemahan pokok dari skala Guttman, yaitu: 1) skala Guttman bisa tidak mungkin menjadi dasar yang efektif baik untuk mengukur sikap terhadap objek yang kompleks ataupun untuk membuat prediksi tentang objek tersebut; dan 2) satu skala bisa saja mempunyai dimensi tunggal intuk satu kelompok tetapi ganda untuk kelompok lain, ataupun berdimensi satu untuk waktu tertentu dan mempunyai dimensi ganda untuk waktu yang lain dengan responden yang sama. Jadi, skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk menjawab yang bersifat jelas/tegas dan konsisten. Misalnya: yakin – tidak yakin; benar – tidak benar; benar – salah; dan lainnya.
3.    Skala Diferensial Semantik
Skala ini dikembangkan oleh Charles Osgood dan Tannenbaum pada tahun 1957. Responden diminta untuk memberikan penilaiannya terhadap suatu konsep atau objek tertentu. Misalnya: kepemimpinan, sikap wirausaha, keadaan iklim organisasin dan lainnya. Skala ini terdiri atas tujuh kolom dengan bipolar yang saling bertentangan. Untuk menghindari bias, maka polar positif dan polar negatif disusun secara acak. Sifat bipolar dapat ditentukan melalui pengalaman pribadi atau meminta pendapat pakar.
Skala diferensial semantic atau skala perbedaan semantic berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua tutup), seperti: panas – dingin; popular – tidak popular; dan sebagainya.
Contoh: berilah tanda (√) pada yang paling cocok dengan Anda:
Kontrol orang tua terhadap hubungan seksual di luar nikah.
1.    Ketat
5
4
3
2
1
Longgar
2.    Sering
5
4
3
2
1
Tidak pernah
3.    Lemah
5
4
3
2
1
Kuat
4.    Positif
5
4
3
2
1
Negatif
5.    Buruk
5
4
3
2
1
Baik
6.    Mendidik
5
4
3
2
1
Menekan
7.    Aktif
5
4
3
2
1
Pasif

D





4.    Skala Penilaian
Pada skala penilaian, penilai member angka pada suatu kontinum di mana individu atau objek akan ditempatkan. Penilai terdiri dari beberapa orang dan penilai adalah orang-orang yang mengetahui bidang yang dinilai. Berdasarkan ketiga skala pengukuran, yaitu: skala Likert, skala Guttman, dan skala perbedaan semantic, data yang diperoleh adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Sedangkan skala penilaian yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
Dalam model skala penilaian responden tidak akan menjawab dari data kualitatif yang sudah tersedia tersebut, tetapi menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif yang sudah disediakan. Dengan demikian skala penilaian ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap gejala atau fenomena lain.
Pembuatan dan penyusunan instrument dengan menggunakan skala penilaian yang penting harus mengartikan atau menafsirkan setiap angka yang diberikan dalam alternatif jawaban pada setiap item instrumen.
5.    Skala Thurstone
Skala Thurstone meminta responden untuk memilih pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan berbeda-beda. Pada umumnya setiap item mempunyai asosiasi nilai antara 1 – 10, tetapi nilai-nilainya tidak diketahui oleh responden. Pemberian nilai ini berdasarkan jumlah tertentu pertanyaan yang dipilih oleh responden mengenai angket tersebut.

6.    Skala Borgadus
Skala Borgadus adalah skala untuk mengukur jarak sosial yang dikembangkan oleh Emory S. Borgadus. Yang dimaksud dengan jarak sosial adalah derajat pengertian atau keintiman dan kekariban sebagai ciri hubungan sosial secara umum yang kontinumnya terdiri dari “sangat dekat”, “dekat”, “indifferent”, “benci”, sampai kepada “menolak sama sekali”. Dalam membuat skala jarak sosial ini, skor yang tinggi diberikan kepada kualitas yang tinggi.
Skala Borgadus mula-mula dibuat untuk melihat derajat kesediaan menerima orang negro. Aplikasinya dapat saja dibuat untuk ukuran-ukuran yang lain



Sumber: Sudaryono. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

0 comments on "Tugas Matrikulasi - Skala Pengukuran dalam Penelitian"

 

Miss'Vhiolette Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal