Wednesday, December 26, 2012

Derai Kata Tengah Malam

Posted by Unknown at 10:24 AM 0 comments



Tengah malam ini... kelopak mata sudah berat rasanya.
Tapi.
Hati belum mau beristirahat. Tidak mau terlelap. Rasanya masih tidak ingin berhenti mengingatnya... Senyumnya, dia yang lucu, yang tulus, yang manis, yang baik.
Kalau tidur, takkan bisa melihat kehangatan senyumnya. Jeda itu terasa lama. Bahkan doaku akan membuat meluap daftar doa untuknya... 

TAPI lagi....

Sebanyak apa pun saya berdoa, bahkan sampai malaikat bosan mendengar doa  tentangnya, saya tahu.
Takkan pernah terjadi, saya dan dia.

Sosoknya seperti bulan malam ini, terang, terlihat dekat...tapi saat ku coba mengulurkan tanganku menyentuhnya, sekeras apa pun itu... saya takkan menyentuhnya. Kecuali saya bekerja di NASA, ada kemungkinan bisa ke bulan ^^

Mungkin.
Apa salahnya bermimpi, paling tidak untuk membuat kuntum bunga-bunga jatuh di atas kepalaku.
Kalau saya menyukainya, apa salahnya bermimpi.
Kalau kenyataan desir-desir nafasnya untuk orang lain, apa salahnya menyayangi. Dari jauh tentu.

Rasa aneh yang membuat jantung berdetak acak ini, takkan hilang begitu saja.
Meski wajahnya hanya bisa ditatap mata.

Rangkaian kata ku yang buruk ini juga tak ku peduli, hanya ingin memuntahkan yang serasa ingin melompat dari paru-paru ku saat menghirup udara malam.

Sungguh tak ingin dia tahu saya begini. *makanya, ciri-ciri yang ku sebutkan terdengar berlebihan*
Tidak ingin dia menertawakan saya yang mengeja rasa seperti orang bodoh di depan laptop tengah malam seperti ini.

Saya harus mengkamuflase derai-derai kata ini agar tak ada yang tahu, untuk siapa.
Hanya ingin merenda, sehelai demi sehelai desakan dari bilik-bilik jantung yang terlalu sering berdegup aneh. ahhh... ini menyiksa.

Dan dari kejauhan ini. Entah dia berada dimana, semoga Tuhan melindunginya.
Berdoa, tiap harinya bahagia :)

Saturday, December 15, 2012

Antara IPK 3,7 dan 3,1

Posted by Unknown at 10:04 AM 0 comments


Kemarin aku sempat menghadiri acara wisuda seorang kakak sepupuku, anak dari kakak ibuku. Sembari menunggu Dia, Om dan Tante yang ada di dalam gedung Amannagappa, keluarga yang lain duduk di tenda depan gedung. Bercengkrama. Kebetulan ada orangtua kakak kelasku saat SMA – yang ikut wisuda juga. Dan orangtua pun berbincang. Ternyata Sang kakak kelas mendapat peringkat ke-tiga sefakultas dengan IP 3,7. Tidak hanya itu, Sang kakak kelas menerima beasiswa S2 dari universitas. Sampai di sini mungkin semua terasa biasa saja.

Masalah mulai terkuak saat nurani labilku menyadari bahwa: Dia dan diriku berasal dari sekolah yang sama, berada di fakultas yang sama, dengan kondisi yang sama. Kenyataan sekarang IP yang ku raih hanya 3,1 DAN tahun depan juga akan wisuda.

Hhmm.. mungkin disini terlihat perbedaan kecil dari 3,7 dan 3,1. Ketika ku coba bayangkan mengusutnya lebih jauh. Otakku mulai jengah. Lihat, Sang kakak kelas punya beasiswa S2 dan akan kuliah di luar. Lihat aku, dengan IP seperti itu, bisa apa? Dan lagi, nurani ku tersungkur.

Ini bukan tentang kebahagiaanku seorang. Aku bahagia saja dengan IP itu, masih bisa tertawa lepas tanpa cemas dengan sarjana S1 saja. Rencana matang dengan title S1, cukup S1, sudah bisa membuatku sumringah menatap langit.

Tapi ini tentang orang-orang yang berdiri di sampingku. Mungkin tak pernah keluar dari mulut-mulut mereka “raihlah S2 mu”, aku terlalu pandai membaca bahasa-bahasa mereka, terlalu tahu apa yang ada dalam otak-otak mereka. Dan mereka penting bagiku. Pendapat mereka penting untukku. Senyum merekalah yang jadi tujuan hidupku.

Hhhhhhhhhh………..
Mencoba tidak peduli dengan cita-cita besar mereka sangat sulit. Kalian lihat lima karung besar yang ada dipundakku? Itulah beban dari cita-cita mulia mereka untukku. Aku akan menangis saat menyadari  bahwa bukan itu kebahagiaan sejatiku. Yahh… harus ku sejatikan bahagia dari cita-cita mereka. Itu cukup untuk tujuan hidup. Secara harfiah memang aku ada karena mereka.

Dan ku kan menangis lagi, terpikir masa yang masih lama itu… cita-cita mereka tak sama dengan yang ku punya. Terlambat untuk mengejarnya. Tapi aku akan berjuang untuk sisa pengharapan ini… sisa jalan ini.
Meski harus TERTATIH.

Barrang Lompo Island (renew)

Posted by Unknown at 8:54 AM 0 comments
Pagi pukul 7.10 dari tempat tidurku, tiba-tiba Ibu menelpon.
“Dani, sudah bangun?”
“Emmm…..”
“Mau ke Barrang?”
“Mmm…mmm???”
“Keluarga mau ke Barrang, mau ikut?”
“Ah, iya..iya!!!”
“Mandi, cepat”

Satu setengah jam berikutnya, saya sudah ada di Kayu Bangkoa – dermaga tempat kapal-kapal kecil berlabuh, termasuk untuk menuju ke Pulau Barrang Lompo.
Memang ini bukan yang pertama kalinya, tapi saya cukup senang. Kesempatan merefresh pikiran.
Pulau Barrang Lompo termasuk dalam wilayah Makassar, butuh waktu satu jam untuk ke sana dengan kapal penumpang dari Kayu Bangkoa. Namanya memang pulau, tapi penduduk di sana amat padat. Hampir-hampir tak ada tanah kosong lagi. Satu-satunya tanah kosong yang ku lihat adalah lapangan yang berada tengah-tengah pulau.
Kehidupan di sana cukup maju, mengingat transportasi yang terjangkau. Kendala utama saat di sana adalah tak ada listrik di siang hari. Listrik dinyalakan pada jam 6 sore hingga jam 6 pagi. Untungnya, sinyal operator kartu telepon saya masih menjangkau pulau ini.

Ini pemandangan saat menunggu kapal berangkat di dermaga… Airnya hitam, banyak sampah di sini (Pantai Makassar)


 
Sepuluh menit setelah kapal melaju, terlihat pulau Kayangan dari jauh…



 
Numpang narsis bareng my niece..hehe




 
Umm.. nyummiiiie…
Semua makanan laut tersedia…dan 5 menit kemudian…


 
 
Tebak….. yaaaaa, PENYU.
Seumur hidup baru lihat langsung. Panjangnya mungkin ada 60 cm loh…
Dan penyu ini bersemayam (halahh) di halaman belakang rumah yang kami inapi.
Penyu ini memunculkan diri kira-kira pukul 4 sore, karena air laut mulai pasang.

Umm, sedikit menggambarkan kondisi rumah yang kami tempati, bagian depannya berhadapan dengan jalan utama pulau, sedang bagian belakang rumah langsung menghadap ke laut (keren kannn).
 
Perhatikan baik-baik, yang hitam-hitam berduri itu apa???
Yup!!!! BULU BABI, sodara-sodara!!!
Dan itu terlihat tepat di bawah kaki ku saat duduk di tepi pondasi rumah. Hmm.. sesuatu yah.


Indah yaa… Sunrise yang terlihat dari sini.
Saya mengambil gambar ini dari teras belakang (saya nunggu sampai mataharinya kelihatan loh…)


Daaaaannnnnnnnn………
Time to go back!!!!


It’s a wonder trip for me…
Mungkin terlihat biasa saja, tapi pada saat yang tepat, liburan yang biasa saja bisa jadi wonder juga kok.  Bye bye … ^_^

 

Miss'Vhiolette Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal