Wednesday, January 22, 2014
Hidung Mancungmu dan Egoku
Kau yang berbaring manis di ujung sana, membisikkan kata "sayang" dengan halus dan meneriakkan "tembem" dengan lantang.
Kita bersama lagi dengan masing-masing telepon genggam di tangan. Membisikkan kata-kata memuakkan yang setiap hari sudah diucapkan tanpa bosan. Klise.
Kau yang gendut dengan hidung mancung, kau takkan pernah mendengar pujian dari bibirku. Takkan pernah. Ku minta rasakan dengan kulitmu, dengan setiap desahan angin bersamaku.
Cemoohan rutin yang kembali bergema di bilik kecilku. Jeda bagi jiwa yang jenuh.
Kau takkan mendengar pujian dari bibirku. Setiap senti rangkulan ku, setiap laras tatapanku, setiap hangat dekapanku, siratkan sendiri dengan hatimu. Karena hidung mancung dan mata tajammu membekukan ku. I can't say anything. Please feel it ^_^
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments on "Hidung Mancungmu dan Egoku"
Post a Comment