Tengah malam ini... kelopak mata sudah berat rasanya.
Tapi.
Hati belum mau beristirahat. Tidak mau terlelap. Rasanya masih tidak ingin berhenti mengingatnya... Senyumnya, dia yang lucu, yang tulus, yang manis, yang baik.
Kalau tidur, takkan bisa melihat kehangatan senyumnya. Jeda itu terasa lama. Bahkan doaku akan membuat meluap daftar doa untuknya...
TAPI lagi....
Sebanyak apa pun saya berdoa, bahkan sampai malaikat bosan mendengar doa tentangnya, saya tahu.
Takkan pernah terjadi, saya dan dia.
Sosoknya seperti bulan malam ini, terang, terlihat dekat...tapi saat ku coba mengulurkan tanganku menyentuhnya, sekeras apa pun itu... saya takkan menyentuhnya. Kecuali saya bekerja di NASA, ada kemungkinan bisa ke bulan ^^
Mungkin.
Apa salahnya bermimpi, paling tidak untuk membuat kuntum bunga-bunga jatuh di atas kepalaku.
Kalau saya menyukainya, apa salahnya bermimpi.
Kalau kenyataan desir-desir nafasnya untuk orang lain, apa salahnya menyayangi. Dari jauh tentu.
Rasa aneh yang membuat jantung berdetak acak ini, takkan hilang begitu saja.
Meski wajahnya hanya bisa ditatap mata.
Rangkaian kata ku yang buruk ini juga tak ku peduli, hanya ingin memuntahkan yang serasa ingin melompat dari paru-paru ku saat menghirup udara malam.
Sungguh tak ingin dia tahu saya begini. *makanya, ciri-ciri yang ku sebutkan terdengar berlebihan*
Tidak ingin dia menertawakan saya yang mengeja rasa seperti orang bodoh di depan laptop tengah malam seperti ini.
Saya harus mengkamuflase derai-derai kata ini agar tak ada yang tahu, untuk siapa.
Hanya ingin merenda, sehelai demi sehelai desakan dari bilik-bilik jantung yang terlalu sering berdegup aneh. ahhh... ini menyiksa.
Dan dari kejauhan ini. Entah dia berada dimana, semoga Tuhan melindunginya.
Berdoa, tiap harinya bahagia :)