d
Pengalaman di SMA negeri 1 Parangloe
Terletak ± 40 km dari kota Makassar, 20 km dari Malino berada di tengah kabupaten Gowa. Sejak didirikan tahun 2000, SMAPAR ini telah mengalami revolusi metode pengajaran berkali-kali. Pada masa angkatan saya (IX), ada tiga karakteristik sekolah (khusus untuk siswa) yang saya dapat. Saya senang di sini.
Pertama, masa siswa baru saat di kelas satu. Kelas satu menurut saya adalah masa yang paling saya senangi semasa SMA, entah kenapa. Menjadi anak kelas satu susah-susah gampang, kita harus hormat pada kakak kelas, segalanya serba takut dan malu-malu..mau ke toilet saja perlu berpikir beberapa kali, begitupun ke kantin..tapi itu yang menarik.
Saat kelas dua, lumayan santai. Tidak terlalu memikirkan kakak kelas, karena kebanyakan kita sudah akrab.. tapi kali ini kita jadi harus jaga image sama adik kelas. Saingan tambah banyak di kelas satu..ugh (hahaha). Kita merasakan jadi senior itu kayak apa..tidak ada enaknya..biasa aja..karena kebanyakan adik kelas sudah akrab dengan kami di kelas dua, jadi yahh..sama saja dengan teman seangkatan...walau itu membuat kita dekat dengan adik kelas, tapi tetap saja saya sering merasa mereka harus menghormati kami (ckckck).
Yang paling manarik di kelas dua ini adalah menjadi pengurus OSIS! Walau kedengarannya ‘wow’, sebenarnya itu biasa saja sih (just naming,,hehe). Kita lebih dihormati dengan ikut jadi pengurus OSIS (terutama..ehm..pengurus inti seperti saya). Saya sedikit kesal waktu dipilih jadi sekertaris..tugasnya minta ampyuuun..tapi ga’ apalah..namanya cari pengalaman (hehe)..masa paling berkesan adalah masa kelas dua saya...(semuanya berkesan sih).
Sampailah di masa akhir SMA yaitu kelas tiga...masa kejayaanku (ehm..lebay..). jadi senio sesungguhnya! Hahaha.. Entah bagaimana saya gambarkan (kalau diceritakan semua bisa sampai bulan depan baru kelar..hehe). kesan yang saya dapat pada masa ini adalah “masa di mana semangat belajar saya turun drastis”..padahal ini masa penentuan kelulusan lohh. Aneh kan?? Pasti. Di sini juga saya mulai menyadari begitu berharganya persahabatan (makanya tiap hari foto-foto melulu di kelas, katanya untuk kenang-kenangan kalau udah lulus nanti). Paling berkesan adalah momen menjelang ujian (ehm..ehm). sebenarnya lucu, saya menerima (ehm) ‘tembakan’ seseorang pas satu minggu sebelum ujian (dasar!)..Terus pas ujiannya..teman-teman nginap dirumah (supaya lebih efisien dan bisa belajar bareng gitu..). tau ngga’, yang kami lakukan tiap malam itu: curhat, ngegosip (ampuni kami Tuhan), telpon-telponan (sama siapa, coba?), sms-an (sms jawaban UN tuhh), truz yang paling saya ingat: Disco ajeb-ajeb! (wow..mau ngapain neng?)...dalam hatiku bertanya, sebenarnya ni orang mau UN atau mau ladies night, sihhh???
Tapi itulah kami...(untung lulus smua yang ikut ajeb-ajeb..heheh)...
Banyak kesan dan pengalaman yang belum saya ungkapkan, tentang guru-guru, pelajaran, kantin, perpus, cewek dan cowok kerennya SMAPAR, dan...about LOVE in SMAPAR (ehm). Tenang,,,ini baru pembukaan (heheh)...lain kesempatan kita lanjut lagi (curhat colongannya)...
Khusus untuk alumni SMA Negeri 1 Parangloe, ceritakan pengalaman Anda juga yahh..kirim ke email saya
atau komen di blog ini...oChe!!!
Wednesday, October 26, 2011
Cintaku Termolarisasi
Ku ingat pertama kali kau dekatiku
Kau terkonsentrasi hanya padaku
Ku terhanyut dalam luapan larutanmu
Tuk capai kemolaran bersamamu
Asa bahagia terbayang di mata
Asam kesedihanku ternetralkan asmara basa
Dan mampu tunjukkan perubahan warna rasa
Ciptakan rona pink yang membara
Kau desak logam hatiku
Ke sudut tepian yang membisu
Ku yakin reaksi cinta tlah terpadu
Ikuti irama volta
Kasih…
Jangan kau pertukarkan sayang yang berlbih
Agar emosiku tak mendidih
Akibat zat kasihmu yang beralih
Kurasakan cintaku termolarisasi
Oleh pembagian massa atom yang terjadi
Dan massa hatimu tang tak bertepi
Pada diriku yang selalu menanti
Kau terkonsentrasi hanya padaku
Ku terhanyut dalam luapan larutanmu
Tuk capai kemolaran bersamamu
Asa bahagia terbayang di mata
Asam kesedihanku ternetralkan asmara basa
Dan mampu tunjukkan perubahan warna rasa
Ciptakan rona pink yang membara
Kau desak logam hatiku
Ke sudut tepian yang membisu
Ku yakin reaksi cinta tlah terpadu
Ikuti irama volta
Kasih…
Jangan kau pertukarkan sayang yang berlbih
Agar emosiku tak mendidih
Akibat zat kasihmu yang beralih
Kurasakan cintaku termolarisasi
Oleh pembagian massa atom yang terjadi
Dan massa hatimu tang tak bertepi
Pada diriku yang selalu menanti
Tuesday, October 25, 2011
contoh laporan kecepatan dan percepatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Percobaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dalam melakukan aktivitasnya tidak lepas dari prinsip pergerakan ataupun perpindahan, untuk mencapai suatu tempat tertentu yang membutuhkan waktu tertentu. Setiap manusia, benda, maupun partikel yang bergerak dari satu posisi menuju ke posisi lain mempunyai besaran yang disebut kecepatan.
Sebuah partikel / benda yang bergerak melintasi suatu jarak tertentu membutuhkan selang waktu tertentu pula. Ukuran besaran perbandingan pergeseran posisi partikel / benda terhadap selang waktunya kemudian disebut sebagai kecepatan rata-rata partikel tersebut.
Sebuah partikel / benda, bergerak sedemikian rupa sehingga kecepatan rata-ratanya , yang diukur dalam berbagai selang waktu yang berbeda, ternyata tidak konstan, maka dikatakan bahwa partikel / benda tersebut bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah. Kecepatan partikel / benda disuatu saat sembarang di sebut kecepatan sesaat.
Partikel / benda yang memiliki suatu massa tertentu dan dengan kecepatan tertentu dapat menumbuk partikel / benda dengan massa dan kecepatan yang berbeda. Hal ini lebih dikenal dengan istilah Momentum.
1.2 Permasalahan
Dalam menjalani percobaan dan setelah mendapatkan hasilnya, masalah atau pertanyaan yang timbul adalah :
- Apakah mungkin suatu partikel / benda dapat menempuh jarak yang lebih jauh dengan waktu yang sama untuk menempuh jarak yang lebih dekat ?
- Apakah mungkin suatu partikel / benda yang lebih berat massanya dapat menempuh jarak yang sama dengan lebih cepat dibanding partikel / benda yang lebih ringan ?
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan tentang konsep kecepatan, percepatan dan momentum ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mempelajari pengertian kecepatan dan momentum benda;
- Untuk menganalisa hukum-hukum Newton I dan II;
- Untuk mempelajari momentum benda yang bertumbukkan dan energi kinetik benda sebelum dan sesudah tumbukkan terjadi.
BAB II
DASAR TEORI
Secara fisis kecepatan adalah, laju sebuah partikel untuk menem puh suatu jarak dalam suatu waktu. Kecepatan adalah besaran vektor. Arah vektor percepatan sama dengan arah vektor perpindahan. Secara matematis kecepatan adalah hasil bagi jarak (s) yang ditempuh dengan satuan waktu (t).Kecepatan partikel adalah laju ( rate ) perubahan posisi terhadap waktu. Vector pergeseran yang menyatakan perubahaan jarak suatu benda dari suatu titik ke titik yang lain adalah s = ( s2 – s1 ) dan selang waktu untuk gerak diantara kedua titik ini adalah t = (t2 – t1 ). Kecepatan rata-rata ( Average velocity ) partikel dalam selang waktu ini didefinisikan sebagai berikut :
atau
Yang mana : V = kecepatan (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t = Selang waktu (s)
Secara fisis percepatan adalah laju perubahan (penambahan atau pengurangan) kecepatan dalam suatu waktu. Secara matematis yaitu, hasil bagi antara kecepatan dengan selang waktunya. Maka percepatan dapat dirumuskan dengan:
Yang mana : a = percepatan (m/s2)
V= kecepatan (m/s)
t = selang waktu (s)
Momentum suatu benda adalah hasil kali massa dengan kecepatannya. Oleh kartena itu momentum juga merupakan besaran vektor. Maka momentum dapat dirumuskan
M = m . v
Bila dua benda bertumbukan selama waktu singkat maka momentum benda berubah, tetapi total sistem tersebut akan konstan. Pada peristiwa momntum jumlah semua vektor sebelum dan sesudah peristiwa adalah sama. Maka pada tumbukan antara dua benda bermassa m1 dan m2 momentum total sebelum=sesudah tumbukan,
P1 = P¬2
M1V1 + M2V2= M1V1 + M2V2
Dalam karyanya yang terkenal, Principia, Newton mengemukakan hukum gerak yang kedua dalam bahasa momentum :
“ Perubahaan momentum benda tiap satuan waktu sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda dan berarah sama dengan gaya tersebut.”
Kecepatan memilik bentuk persamaan yang sama dengan kelajuan. Hanya bedanya kecepatan merupakan besaran vector sedang kelajuan adalah besaran skalar. Untuk benda yang emmpunyai massa yang sama bila kecepatannya besar maka benda tersebut akam mempunyai momentum yang besar. Demikian juga bila sebuah benda yang massanya besar sekali walaupun bergerak dengan kecepatan yang lambat akan tetap mempunyai momentum yang sangat besar.
Bila dua buah benda saling bertumbukkan, maka jumlah momentum benda sebelum dan sesudah tumbukkan akan sama. Pada peristiwa tumbukkan itu berlaku hukum kekekalan momentum. Hukum kekekalan momentum akan berlaku bila bila tidak ada gaya luar yang mempengaruhi tumbukkan.
B A B III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat Dan Bahan
Adapun peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam percobaan ini seperti yang tertera dalam tabel berikut :
Tabel. 3.2.1
NO. Alat Dan Bahan Jumlah
1. Lintasan Tanpa Gesekan 1
2. Penyangga Rel 1
3. Blower 1
4. Pencacah 2
5. Sensor Cahaya 2
6. Catu Daya 1
7. Troli / Kereta Luncur 2
8. Beban 2
9. Mistar 1
3.2 Metode Percobaan
A. Konsep kecepatan
- Dua buah troli dan beban ditimbang dan dicatat beratnya,
- Lintasan Tanpa Gesekan (LTG) diatur supaya tepat horizontal, troli diletakkan diatas rel, blower dihidupkan.
- Troli diletakkan diujung LTG, di dorong sedikit supaya bergerak.
- Waktu tibanya troli dititik pengamatan dicatat sesuai angka yang keluar pada pencacah,
- Diulangi sampai 5 kali, dan juga dengan memberikan beban pada troli
B. Konsep Momentum
- Posisi troli diatur horizontal,
- Troli 1 ditempatkan di ujung LTG, troli 2 diposisikan diam diantara 2 sensor. Hidupkan blower dan beri tekanan yang cukup,
- Troli 1 didorong hingga menumbuk troli 2, waktu yang ditunjuk kedua pencacah dicatat, diulangi sampai 5 kali,
- Langkah tersebut diatas diulangi dengan memberikan beban yang berbeda pada troli 1 dan 2,
- Setelah selesai percobaan, semua alat dimatikan dan diputuskan hubugan ke listrik.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Percobaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dalam melakukan aktivitasnya tidak lepas dari prinsip pergerakan ataupun perpindahan, untuk mencapai suatu tempat tertentu yang membutuhkan waktu tertentu. Setiap manusia, benda, maupun partikel yang bergerak dari satu posisi menuju ke posisi lain mempunyai besaran yang disebut kecepatan.
Sebuah partikel / benda yang bergerak melintasi suatu jarak tertentu membutuhkan selang waktu tertentu pula. Ukuran besaran perbandingan pergeseran posisi partikel / benda terhadap selang waktunya kemudian disebut sebagai kecepatan rata-rata partikel tersebut.
Sebuah partikel / benda, bergerak sedemikian rupa sehingga kecepatan rata-ratanya , yang diukur dalam berbagai selang waktu yang berbeda, ternyata tidak konstan, maka dikatakan bahwa partikel / benda tersebut bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah. Kecepatan partikel / benda disuatu saat sembarang di sebut kecepatan sesaat.
Partikel / benda yang memiliki suatu massa tertentu dan dengan kecepatan tertentu dapat menumbuk partikel / benda dengan massa dan kecepatan yang berbeda. Hal ini lebih dikenal dengan istilah Momentum.
1.2 Permasalahan
Dalam menjalani percobaan dan setelah mendapatkan hasilnya, masalah atau pertanyaan yang timbul adalah :
- Apakah mungkin suatu partikel / benda dapat menempuh jarak yang lebih jauh dengan waktu yang sama untuk menempuh jarak yang lebih dekat ?
- Apakah mungkin suatu partikel / benda yang lebih berat massanya dapat menempuh jarak yang sama dengan lebih cepat dibanding partikel / benda yang lebih ringan ?
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan tentang konsep kecepatan, percepatan dan momentum ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mempelajari pengertian kecepatan dan momentum benda;
- Untuk menganalisa hukum-hukum Newton I dan II;
- Untuk mempelajari momentum benda yang bertumbukkan dan energi kinetik benda sebelum dan sesudah tumbukkan terjadi.
BAB II
DASAR TEORI
Secara fisis kecepatan adalah, laju sebuah partikel untuk menem puh suatu jarak dalam suatu waktu. Kecepatan adalah besaran vektor. Arah vektor percepatan sama dengan arah vektor perpindahan. Secara matematis kecepatan adalah hasil bagi jarak (s) yang ditempuh dengan satuan waktu (t).Kecepatan partikel adalah laju ( rate ) perubahan posisi terhadap waktu. Vector pergeseran yang menyatakan perubahaan jarak suatu benda dari suatu titik ke titik yang lain adalah s = ( s2 – s1 ) dan selang waktu untuk gerak diantara kedua titik ini adalah t = (t2 – t1 ). Kecepatan rata-rata ( Average velocity ) partikel dalam selang waktu ini didefinisikan sebagai berikut :
atau
Yang mana : V = kecepatan (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t = Selang waktu (s)
Secara fisis percepatan adalah laju perubahan (penambahan atau pengurangan) kecepatan dalam suatu waktu. Secara matematis yaitu, hasil bagi antara kecepatan dengan selang waktunya. Maka percepatan dapat dirumuskan dengan:
Yang mana : a = percepatan (m/s2)
V= kecepatan (m/s)
t = selang waktu (s)
Momentum suatu benda adalah hasil kali massa dengan kecepatannya. Oleh kartena itu momentum juga merupakan besaran vektor. Maka momentum dapat dirumuskan
M = m . v
Bila dua benda bertumbukan selama waktu singkat maka momentum benda berubah, tetapi total sistem tersebut akan konstan. Pada peristiwa momntum jumlah semua vektor sebelum dan sesudah peristiwa adalah sama. Maka pada tumbukan antara dua benda bermassa m1 dan m2 momentum total sebelum=sesudah tumbukan,
P1 = P¬2
M1V1 + M2V2= M1V1 + M2V2
Dalam karyanya yang terkenal, Principia, Newton mengemukakan hukum gerak yang kedua dalam bahasa momentum :
“ Perubahaan momentum benda tiap satuan waktu sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda dan berarah sama dengan gaya tersebut.”
Kecepatan memilik bentuk persamaan yang sama dengan kelajuan. Hanya bedanya kecepatan merupakan besaran vector sedang kelajuan adalah besaran skalar. Untuk benda yang emmpunyai massa yang sama bila kecepatannya besar maka benda tersebut akam mempunyai momentum yang besar. Demikian juga bila sebuah benda yang massanya besar sekali walaupun bergerak dengan kecepatan yang lambat akan tetap mempunyai momentum yang sangat besar.
Bila dua buah benda saling bertumbukkan, maka jumlah momentum benda sebelum dan sesudah tumbukkan akan sama. Pada peristiwa tumbukkan itu berlaku hukum kekekalan momentum. Hukum kekekalan momentum akan berlaku bila bila tidak ada gaya luar yang mempengaruhi tumbukkan.
B A B III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat Dan Bahan
Adapun peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam percobaan ini seperti yang tertera dalam tabel berikut :
Tabel. 3.2.1
NO. Alat Dan Bahan Jumlah
1. Lintasan Tanpa Gesekan 1
2. Penyangga Rel 1
3. Blower 1
4. Pencacah 2
5. Sensor Cahaya 2
6. Catu Daya 1
7. Troli / Kereta Luncur 2
8. Beban 2
9. Mistar 1
3.2 Metode Percobaan
A. Konsep kecepatan
- Dua buah troli dan beban ditimbang dan dicatat beratnya,
- Lintasan Tanpa Gesekan (LTG) diatur supaya tepat horizontal, troli diletakkan diatas rel, blower dihidupkan.
- Troli diletakkan diujung LTG, di dorong sedikit supaya bergerak.
- Waktu tibanya troli dititik pengamatan dicatat sesuai angka yang keluar pada pencacah,
- Diulangi sampai 5 kali, dan juga dengan memberikan beban pada troli
B. Konsep Momentum
- Posisi troli diatur horizontal,
- Troli 1 ditempatkan di ujung LTG, troli 2 diposisikan diam diantara 2 sensor. Hidupkan blower dan beri tekanan yang cukup,
- Troli 1 didorong hingga menumbuk troli 2, waktu yang ditunjuk kedua pencacah dicatat, diulangi sampai 5 kali,
- Langkah tersebut diatas diulangi dengan memberikan beban yang berbeda pada troli 1 dan 2,
- Setelah selesai percobaan, semua alat dimatikan dan diputuskan hubugan ke listrik.
Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
LATAR BELAKANG
Jika Anda berbicara dengan guru dan mengamati apa yang mereka lakukan di kelas, Anda akan menemukan bahwa ada beberapa hal yang sangat efektif dalam pembelajaran, sementara yang lain ingin menggunakan diskusi agar dapat mengeluarkan ide-ide dari siswa. Beberapa guru yang efektif merancang keduanya yaitu individiual dan kegiatan kelompok, sementara yang lain dapat mempertahankan perhatian siswa dengan menceritakan cerita tentang pengalaman mereka sendiri. Mungkin Anda sudah tahu jenis kegiatan pembelajaran yang Anda rasa paling tepat anda gunakan. Namun, untuk menjadi guru yang efektif, Anda tidak hanya fokus pada satu metode dan mengabaikan metode yang lain.
Penelitian telah menunjukkan bahwa ada pendekatan yang paling efisien dan efektif untuk belajar. Peristiwa adalah ini langkah umum yang dapat diikuti dalam perencanaan instruksi. Peristiwa ini memberi strategi pelajaran secara keseluruhan, atau rencana, di mana rincian spesifik dari pelajaran tertentu diintegrasikan.
Ketika kita berbicara tentang rencana pembelajaran, kita tidak akan menggunakan istilah rencana unit atau rencana pelajaran, tetapi dapat membantu Anda untuk melakukannya jika Anda telah menggunakan istilah-istilah ini di masa lalu. Kita hanya berbicara tentang rencana untuk mengatur instruksi untuk mengajar satu atau lebih tujuan yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran. Di kabupaten beberapa rencana pembelajaran akan disebut sebagai rencana pelajaran, pada orang lain itu akan disebut rencana unit, dan di kabupaten lainnya label lain dapat diterapkan.
KONSEP DAN CONTOH UTAMA
Sebuah rencana pembelajaran adalah deskripsi dari apa yang akan disajikan kepada siswa, bagaimana akan disajikan, dan dalam urutan apa. Pada dasarnya hal ini seperti sebuah peta jalan untuk Anda gunakan ketika Anda merencanakan dan melaksanakan instruksi untuk tujuan pembelajaran tertentu.
Tabel 7.1 Formulir rencana pembelajaran
Tujuan:
Sampel uji item:
Aktifitas pembelajaran Isi aktifitas Aktifitas perkenalan
1. Motivasi
2. Tujuan
3. Prasyarat
4. Informasi dan contoh
5. Praktek dan umpan balik
6. Pengujian
7. Pengayaan dan remediasi
KOMPONEN SEBUAH RENCANA PEMBELAJARAN
Sebuah rencana pembelajaran meliputi tujuh kegiatan pembelajaran. Ada kegiatan yang dilakukan oleh guru (atau media pelajaran lain) dan siswa, biasanya dengan bantuan sebuah buku dan papan tulis, dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Seperti kita menjelaskan kegiatan ini, beberapa dari mereka mungkin tampak sangat jelas karena mereka hadir dalam semua instruksi dengan baik. Namun, kegiatan yang kita daftar muncul dari belajar penelitian selama lima puluh tahun terakhir.
Tabel 7.1 memberikan sebuah kerangka untuk rencana pembelajaran. Di bagian atas garis besar, ada tempat untuk menunjukkan tujuan dan sasaran , serta item sampel uji, yang akan ditangani oleh rencana ini. Di bawah ini, di kolom pertama, adalah daftar tujuh kegiatan pembelajaran. Kolom tengah berlabel "isi aktivitas." Dalam kolom ini Anda jelaskan secara singkat substansi dari masing-masing kegiatan untuk pelajaran tertentu. Di kolom kanan, berlabel "sajian aktivitas," menunjukkan Anda bagaimana masing-masing kegiatan akan benar-benar disampaikan kepada peserta didik. Dalam bab ini dan berikutnya, kita membahas masing-masing bagian dari garis ini secara rinci, dan menjelaskan bagaimana menggunakan garis untuk membantu Anda mengembangkan rencana pelajaran Anda. Sekarang mari kita mulai dengan melihat masing-masing dari tujuh kegiatan pembelajaran dari meja 7.1 yang tercantum secara terpisah di bawah.
1. Motivasi
2. Tujuan
3. Prasyarat
4. Informasi dan contoh
5. Praktek dan umpan balik
6. Pengujian
7. Pengayaan dan remediasi
Motivasi
Tidak mengherankan jika penelitian menunjukkan bahwa jika Anda tidak mendapat perhatian dari siswa Anda, sangat sulit untuk membimbing mereka untuk belajar. Dalam mempersiapkan instruksi, bagaimanapun, kita kadang-kadang mengabaikan gagasan ini. Dalam kasus seperti itu, kita berasumsi bahwa siswa termotivasi dan bahwa kita tidak perlu melakukan apapun untuk menarik perhatian mereka dan mempertahankan perhatian seluruh instruksi. Asumsi ini tidak benar, kita harus merencanakan kegiatan yang memotivasi siswa.
Memotivasi peserta didik mungkin salah satu hal paling penting bagi guru di kelas. Bagaimana metode yang dilakukan untuk mempertahankan perhatian mereka? Meskipun ada beberapa pendekatan umum untuk memotivasi peserta didik, seperti penggunaan bala bantuan atau sistem token, kita lebih peduli dengan aktivitas spesifik yang berhubungan dengan hasil belajar tertentu. Sebagai contoh, jika Anda akan memulai unit baru pada transportasi, Anda mungkin menampilkan poster cerah di sekitar ruangan hari itu untuk merangsang minat siswa pada topik. Dalam situasi lain Anda bisa mendiskusikan contoh-contoh tertentu yang Anda tahu secara langsung berkaitan dengan kegiatan yang terjadi dalam kehidupan siswa dan penting langsung kepada mereka.
Sebenarnya, ketika Anda mempertimbangkan bidang motivasi, ada banyak jenis kegiatan yang dapat dilakukan sebelum, selama, dan instruksi berikut ini untuk mendapatkan dan mempertahankan minat siswa. Jenis kegiatan meliputi membangkitkan keingintahuan siswa, membuat instruksi yang relevan dengan minat siswa, dan memberikan penghargaan untuk pencapaian tujuan. Ini adalah kegiatan yang harus dipertimbangkan dan, bila sesuai, dimasukkan ke dalam komponen motivasi dari rencana Anda.
Tujuan
Pada tahap awal yang cukup, peserta didik harus diberitahu tentang apa yang akan mereka dapatkan ketika mereka menyelesaikan proses pembelajaran. Dengan mengetahui apa yang akan diharapkan dari mereka, mungkin peserta didik mampu lebih baik untuk membimbing diri mereka sendiri melalui proses tersebut. Penelitian telah menunjukkan bahwa dalam banyak kasus siswa kinerja akan membaik jika kita hanya membuat eksplisit tujuan kita sebelum kita mulai instruksi.
Seperti telah dibahas sebelumnya, ada banyak cara di mana kita dapat menginformasikan siswa mengenai tujuan kita. Mungkin ada saat-saat itu bahkan tidak akan perlu untuk memberikan sesuatu secara tertulis kepada siswa. Cukup menggambarkan hasil dari instruksi mungkin cukup, atau Anda mungkin ingin memberikan contoh dari apa yang siswa akan mampu melakukan. Jelas, ini acara pembelajaran kedua dapat berhubungan erat dengan memotivasi peserta didik jika pada kenyataannya, mereka senang memperoleh keterampilan atau pengetahuan yang akan diajarkan.
Prasyarat
Kita telah berbicara tentang prasyarat yaitu keterampilan, pengetahuan, dan siswa harus memiliki sikap untuk memulai instruksi Anda. Penelitian telah menunjukkan bahwa belajar paling efektif ketika kita dapat menghubungkan pengetahuan baru dan keterampilan yang telah kita pelajari. Jika kita memiliki pengetahuan prasyarat dan keterampilan yang kita miliki, dan kita diingatkan bahwa kita sudah tahu keterampilan tertentu, pelajaran tugas baru seringkali merupakan hal yang cukup sederhana. Pelajaran baru ini dilakukan dengan membangun apa yang sudah kita ketahui. Itulah sebabnya penting untuk membantu peserta didik mengingat prasyarat yang diperlukan sebelum Anda mulai untuk mengajarkan mereka beberapa keterampilan baru atau pengetahuan.
Di sisi lain, jika peserta didik kita tidak dapat mengingat, atau belum belajar prasyarat yang diperlukan, maka akan sangat sulit bagi mereka untuk memperoleh pengetahuan baru. Itulah mengapa begitu penting prasyarat dan mengapa penting bahwa mengingatkan siswa mereka agar memiliki keterampilan untuk memulai tujuan yang baru. Jika guru menemukan bahwa sebagian besar siswa tidak memiliki prasyarat, maka sebelum mengajar tujuan baru, prasyarat harus diajarkan. Jika hanya beberapa murid kekurangan prasyarat, mereka dapat diberikan instruksi khusus sebelum unit pelajaran.
Informasi dan Contoh
Untuk tujuan, ada beberapa informasi yang harus disampaikan kepada peserta didik, atau informasi bahwa siswa harus mengetahuinya, sebelum mereka dapat mengerjakan apa yang dijelaskan dalam tujuan. Misalnya, sebelum sebagian siswa mampu memecahkan masalah tertentu, seperti masalah pembagian yang melibatkan dua fraksi, mereka biasanya terbentur mengenai aturan atau aturan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Atau, jika siswa belajar untuk menganalisis kondisi-kondisi yang menyebabkan depresi ekonomi di Amerika Serikat pada tahun 1930-an, kita harus memberitahu mereka apa yang terjadi pada kondisi itu. Demikian pula, dalam kasus tujuan pengetahuan, jelas bahwa sebelum peserta didik dapat mengingat beberapa informasi, informasi dasar harus diberikan kepada mereka. Dalam kasus keterampilan motorik, maka perlu untuk menyediakan siswa dengan deskripsi verbal atau visual dari proses fisik yang terlibat dalam melakukan keterampilan tertentu.
Sebagai contoh dalam paragraf sebelumnya jelas menunjukkan, bagian penting dari proses pelajaran melibatkan menyediakan siswa dengan informasi yang diperlukan. Meskipun pernyataan sebelumnya mungkin tampak cukup jelas, dalam banyak pelajaran peserta didik tidak pernah diberikan dengan informasi yang mereka perlu tahu.
Selain menyediakan siswa dengan informasi yang diperlukan, penting untuk memberikan contoh-contoh sehingga mereka dapat melihat bagaimana mereka dapat menggunakan informasi tersebut. Sebagai contoh, jika kita memberikan siswa dengan aturan untuk memecahkan masalah yang melibatkan divisi dua fraksi, adalah penting bahwa kita menunjukkan bagaimana untuk memecahkan masalah tersebut. Demikian pula, sangat impotant untuk menunjukkan keterampilan motorik kepada peserta didik, terlepas dari apakah kita menyediakan mereka deskripsi langkah-langkah dalam kinerja.
Praktek dan Umpan Balik
Dalam kebanyakan kasus, agar siswa dapat memperoleh keterampilan tertentu, pengetahuan, sikap, mereka harus berlatih perilaku tersebut. Oleh karena itu, kegiatan praktek harus terkait secara langsung dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap tercermin dalam tujuan Anda. Jadi, misalnya jika salah satu tujuan Anda bagi siswa untuk dapat menulis perumpamaan, maka latihan praktek yang paling tepat akan memiliki siswa Anda melakukan hal itu. Praktek aktivitas Anda untuk tujuan ini tidak akan cukup jika itu terbatas pada praktek perilaku yang terkait, seperti mengidentifikasi kiasan dalam kalimat yang diberikan.
Setelah siswa berlatih, penting bagi mereka untuk menerima umpan balik. Umpan balik adalah informasi tentang jawaban yang siswa berikan. Minimal, umpan balik memungkinkan siswa tahu apakah jawaban itu benar. Selain itu, umpan balik dapat menunjukkan apa jawaban yang benar adalah, mengapa itu benar, dan, mungkin, apa yang salah dengan jawaban yang salah.
Penelitian menunjukkan bahwa memberi umpan balik pada siswa adalah bagian penting dari proses pembelajaran. Memberikan praktek pada siswa tanpa adanya umpan balik tidak selalu menghasilkan pelajaran yang efektif. Memang, jika seorang siswa praktek perilaku yang salah dan tidak dikoreksi, kegiatan praktek mungkin akan sangat kontra-produktif. Jadi, ketika Anda mengembangkan rencana pembelajaran Anda, Anda harus berpikir tentang jenis umpan balik akan diberikan kepada siswa setelah mereka menyelesaikan kegiatan praktek Anda.
Pengujian
Setelah siswa diberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan baru, ada titik di mana pengujian harus disediakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan keterampilan baru. Dalam bab pada tes berkembang, kita telah menunjukkan betapa pentingnya kegiatan pengujian secara langsung terkait dengan perilaku yang dijelaskan dalam tujuan, dan kita akan kembali lagi ke tema-tema dalam bab 9. Rencana pelajaran Anda harus mencakup ketentuan untuk tes, biasanya diberikan pada akhir unit dalam instruksi, yang menilai perilaku ditetapkan dalam tujuan Anda. Selain itu, Anda mungkin ingin merencanakan untuk "formatif" tes yang lebih kecil yang mungkin diberikan selama unit untuk menilai kemajuan siswa ke arah pencapaian tujuan, aspek pengujian juga akan dibahas secara rinci dalam bab sembilan.
Pengayaan dan Remediasi
Sementara kita ingin berpikir bahwa pada akhir pelajaran, semua siswa kita akan mencapai perilaku yang tercakup dalam tujuan pembelajaran, hasil ini sangat tidak mungkin. Oleh karena itu, jika kita ingin semua siswa kita untuk mencapai sebuah tujuan, kita harus siap untuk memberikan kegiatan perbaikan bagi peserta didik yang gagal dan kegiatan pengayaan bagi mereka yang sukses. Kegiatan perbaikan harus langsung ditargetkan pada masalah yang ditunjukkan oleh siswa sesuai dengan instruksi asli. Kegiatan pengayaan harus memperluas pengetahuan siswa tentang suatu topik atau menantang mereka untuk menerapkannya dalam situasi yang menarik. Kegiatan-kegiatan pengayaan tentu tidak harus dilihat sebagai hukuman, melainkan sebagai kesempatan siswa yang sukses untuk mendapatkan topik lain atau melakukan hal-hal lain yang penting bagi mereka.
Tujuh kegiatan pelajaran yang telah kita uraikan terdiri dari rencana pembelajaran. Kegiatan ini harus dipertimbangkan setiap kali tujuan pembelajaran baru dan satu set tujuan pembelajaran harus disajikan kepada siswa. Penelitian telah menunjukkan bahwa semua kegiatan ini penting dalam proses pelajaran. Jika Anda meragukan pengamatan ini, kembali ke dalam daftar dan pikirkan untuk menghilangkan satu dari instruksi Anda dan mempertimbangkan dari satu kegiatan yang kurang penting, semua kegiatan yang penting dimasukkan dalam rencana pembelajaran.
Jika Anda berbicara dengan guru dan mengamati apa yang mereka lakukan di kelas, Anda akan menemukan bahwa ada beberapa hal yang sangat efektif dalam pembelajaran, sementara yang lain ingin menggunakan diskusi agar dapat mengeluarkan ide-ide dari siswa. Beberapa guru yang efektif merancang keduanya yaitu individiual dan kegiatan kelompok, sementara yang lain dapat mempertahankan perhatian siswa dengan menceritakan cerita tentang pengalaman mereka sendiri. Mungkin Anda sudah tahu jenis kegiatan pembelajaran yang Anda rasa paling tepat anda gunakan. Namun, untuk menjadi guru yang efektif, Anda tidak hanya fokus pada satu metode dan mengabaikan metode yang lain.
Penelitian telah menunjukkan bahwa ada pendekatan yang paling efisien dan efektif untuk belajar. Peristiwa adalah ini langkah umum yang dapat diikuti dalam perencanaan instruksi. Peristiwa ini memberi strategi pelajaran secara keseluruhan, atau rencana, di mana rincian spesifik dari pelajaran tertentu diintegrasikan.
Ketika kita berbicara tentang rencana pembelajaran, kita tidak akan menggunakan istilah rencana unit atau rencana pelajaran, tetapi dapat membantu Anda untuk melakukannya jika Anda telah menggunakan istilah-istilah ini di masa lalu. Kita hanya berbicara tentang rencana untuk mengatur instruksi untuk mengajar satu atau lebih tujuan yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran. Di kabupaten beberapa rencana pembelajaran akan disebut sebagai rencana pelajaran, pada orang lain itu akan disebut rencana unit, dan di kabupaten lainnya label lain dapat diterapkan.
KONSEP DAN CONTOH UTAMA
Sebuah rencana pembelajaran adalah deskripsi dari apa yang akan disajikan kepada siswa, bagaimana akan disajikan, dan dalam urutan apa. Pada dasarnya hal ini seperti sebuah peta jalan untuk Anda gunakan ketika Anda merencanakan dan melaksanakan instruksi untuk tujuan pembelajaran tertentu.
Tabel 7.1 Formulir rencana pembelajaran
Tujuan:
Sampel uji item:
Aktifitas pembelajaran Isi aktifitas Aktifitas perkenalan
1. Motivasi
2. Tujuan
3. Prasyarat
4. Informasi dan contoh
5. Praktek dan umpan balik
6. Pengujian
7. Pengayaan dan remediasi
KOMPONEN SEBUAH RENCANA PEMBELAJARAN
Sebuah rencana pembelajaran meliputi tujuh kegiatan pembelajaran. Ada kegiatan yang dilakukan oleh guru (atau media pelajaran lain) dan siswa, biasanya dengan bantuan sebuah buku dan papan tulis, dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Seperti kita menjelaskan kegiatan ini, beberapa dari mereka mungkin tampak sangat jelas karena mereka hadir dalam semua instruksi dengan baik. Namun, kegiatan yang kita daftar muncul dari belajar penelitian selama lima puluh tahun terakhir.
Tabel 7.1 memberikan sebuah kerangka untuk rencana pembelajaran. Di bagian atas garis besar, ada tempat untuk menunjukkan tujuan dan sasaran , serta item sampel uji, yang akan ditangani oleh rencana ini. Di bawah ini, di kolom pertama, adalah daftar tujuh kegiatan pembelajaran. Kolom tengah berlabel "isi aktivitas." Dalam kolom ini Anda jelaskan secara singkat substansi dari masing-masing kegiatan untuk pelajaran tertentu. Di kolom kanan, berlabel "sajian aktivitas," menunjukkan Anda bagaimana masing-masing kegiatan akan benar-benar disampaikan kepada peserta didik. Dalam bab ini dan berikutnya, kita membahas masing-masing bagian dari garis ini secara rinci, dan menjelaskan bagaimana menggunakan garis untuk membantu Anda mengembangkan rencana pelajaran Anda. Sekarang mari kita mulai dengan melihat masing-masing dari tujuh kegiatan pembelajaran dari meja 7.1 yang tercantum secara terpisah di bawah.
1. Motivasi
2. Tujuan
3. Prasyarat
4. Informasi dan contoh
5. Praktek dan umpan balik
6. Pengujian
7. Pengayaan dan remediasi
Motivasi
Tidak mengherankan jika penelitian menunjukkan bahwa jika Anda tidak mendapat perhatian dari siswa Anda, sangat sulit untuk membimbing mereka untuk belajar. Dalam mempersiapkan instruksi, bagaimanapun, kita kadang-kadang mengabaikan gagasan ini. Dalam kasus seperti itu, kita berasumsi bahwa siswa termotivasi dan bahwa kita tidak perlu melakukan apapun untuk menarik perhatian mereka dan mempertahankan perhatian seluruh instruksi. Asumsi ini tidak benar, kita harus merencanakan kegiatan yang memotivasi siswa.
Memotivasi peserta didik mungkin salah satu hal paling penting bagi guru di kelas. Bagaimana metode yang dilakukan untuk mempertahankan perhatian mereka? Meskipun ada beberapa pendekatan umum untuk memotivasi peserta didik, seperti penggunaan bala bantuan atau sistem token, kita lebih peduli dengan aktivitas spesifik yang berhubungan dengan hasil belajar tertentu. Sebagai contoh, jika Anda akan memulai unit baru pada transportasi, Anda mungkin menampilkan poster cerah di sekitar ruangan hari itu untuk merangsang minat siswa pada topik. Dalam situasi lain Anda bisa mendiskusikan contoh-contoh tertentu yang Anda tahu secara langsung berkaitan dengan kegiatan yang terjadi dalam kehidupan siswa dan penting langsung kepada mereka.
Sebenarnya, ketika Anda mempertimbangkan bidang motivasi, ada banyak jenis kegiatan yang dapat dilakukan sebelum, selama, dan instruksi berikut ini untuk mendapatkan dan mempertahankan minat siswa. Jenis kegiatan meliputi membangkitkan keingintahuan siswa, membuat instruksi yang relevan dengan minat siswa, dan memberikan penghargaan untuk pencapaian tujuan. Ini adalah kegiatan yang harus dipertimbangkan dan, bila sesuai, dimasukkan ke dalam komponen motivasi dari rencana Anda.
Tujuan
Pada tahap awal yang cukup, peserta didik harus diberitahu tentang apa yang akan mereka dapatkan ketika mereka menyelesaikan proses pembelajaran. Dengan mengetahui apa yang akan diharapkan dari mereka, mungkin peserta didik mampu lebih baik untuk membimbing diri mereka sendiri melalui proses tersebut. Penelitian telah menunjukkan bahwa dalam banyak kasus siswa kinerja akan membaik jika kita hanya membuat eksplisit tujuan kita sebelum kita mulai instruksi.
Seperti telah dibahas sebelumnya, ada banyak cara di mana kita dapat menginformasikan siswa mengenai tujuan kita. Mungkin ada saat-saat itu bahkan tidak akan perlu untuk memberikan sesuatu secara tertulis kepada siswa. Cukup menggambarkan hasil dari instruksi mungkin cukup, atau Anda mungkin ingin memberikan contoh dari apa yang siswa akan mampu melakukan. Jelas, ini acara pembelajaran kedua dapat berhubungan erat dengan memotivasi peserta didik jika pada kenyataannya, mereka senang memperoleh keterampilan atau pengetahuan yang akan diajarkan.
Prasyarat
Kita telah berbicara tentang prasyarat yaitu keterampilan, pengetahuan, dan siswa harus memiliki sikap untuk memulai instruksi Anda. Penelitian telah menunjukkan bahwa belajar paling efektif ketika kita dapat menghubungkan pengetahuan baru dan keterampilan yang telah kita pelajari. Jika kita memiliki pengetahuan prasyarat dan keterampilan yang kita miliki, dan kita diingatkan bahwa kita sudah tahu keterampilan tertentu, pelajaran tugas baru seringkali merupakan hal yang cukup sederhana. Pelajaran baru ini dilakukan dengan membangun apa yang sudah kita ketahui. Itulah sebabnya penting untuk membantu peserta didik mengingat prasyarat yang diperlukan sebelum Anda mulai untuk mengajarkan mereka beberapa keterampilan baru atau pengetahuan.
Di sisi lain, jika peserta didik kita tidak dapat mengingat, atau belum belajar prasyarat yang diperlukan, maka akan sangat sulit bagi mereka untuk memperoleh pengetahuan baru. Itulah mengapa begitu penting prasyarat dan mengapa penting bahwa mengingatkan siswa mereka agar memiliki keterampilan untuk memulai tujuan yang baru. Jika guru menemukan bahwa sebagian besar siswa tidak memiliki prasyarat, maka sebelum mengajar tujuan baru, prasyarat harus diajarkan. Jika hanya beberapa murid kekurangan prasyarat, mereka dapat diberikan instruksi khusus sebelum unit pelajaran.
Informasi dan Contoh
Untuk tujuan, ada beberapa informasi yang harus disampaikan kepada peserta didik, atau informasi bahwa siswa harus mengetahuinya, sebelum mereka dapat mengerjakan apa yang dijelaskan dalam tujuan. Misalnya, sebelum sebagian siswa mampu memecahkan masalah tertentu, seperti masalah pembagian yang melibatkan dua fraksi, mereka biasanya terbentur mengenai aturan atau aturan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Atau, jika siswa belajar untuk menganalisis kondisi-kondisi yang menyebabkan depresi ekonomi di Amerika Serikat pada tahun 1930-an, kita harus memberitahu mereka apa yang terjadi pada kondisi itu. Demikian pula, dalam kasus tujuan pengetahuan, jelas bahwa sebelum peserta didik dapat mengingat beberapa informasi, informasi dasar harus diberikan kepada mereka. Dalam kasus keterampilan motorik, maka perlu untuk menyediakan siswa dengan deskripsi verbal atau visual dari proses fisik yang terlibat dalam melakukan keterampilan tertentu.
Sebagai contoh dalam paragraf sebelumnya jelas menunjukkan, bagian penting dari proses pelajaran melibatkan menyediakan siswa dengan informasi yang diperlukan. Meskipun pernyataan sebelumnya mungkin tampak cukup jelas, dalam banyak pelajaran peserta didik tidak pernah diberikan dengan informasi yang mereka perlu tahu.
Selain menyediakan siswa dengan informasi yang diperlukan, penting untuk memberikan contoh-contoh sehingga mereka dapat melihat bagaimana mereka dapat menggunakan informasi tersebut. Sebagai contoh, jika kita memberikan siswa dengan aturan untuk memecahkan masalah yang melibatkan divisi dua fraksi, adalah penting bahwa kita menunjukkan bagaimana untuk memecahkan masalah tersebut. Demikian pula, sangat impotant untuk menunjukkan keterampilan motorik kepada peserta didik, terlepas dari apakah kita menyediakan mereka deskripsi langkah-langkah dalam kinerja.
Praktek dan Umpan Balik
Dalam kebanyakan kasus, agar siswa dapat memperoleh keterampilan tertentu, pengetahuan, sikap, mereka harus berlatih perilaku tersebut. Oleh karena itu, kegiatan praktek harus terkait secara langsung dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap tercermin dalam tujuan Anda. Jadi, misalnya jika salah satu tujuan Anda bagi siswa untuk dapat menulis perumpamaan, maka latihan praktek yang paling tepat akan memiliki siswa Anda melakukan hal itu. Praktek aktivitas Anda untuk tujuan ini tidak akan cukup jika itu terbatas pada praktek perilaku yang terkait, seperti mengidentifikasi kiasan dalam kalimat yang diberikan.
Setelah siswa berlatih, penting bagi mereka untuk menerima umpan balik. Umpan balik adalah informasi tentang jawaban yang siswa berikan. Minimal, umpan balik memungkinkan siswa tahu apakah jawaban itu benar. Selain itu, umpan balik dapat menunjukkan apa jawaban yang benar adalah, mengapa itu benar, dan, mungkin, apa yang salah dengan jawaban yang salah.
Penelitian menunjukkan bahwa memberi umpan balik pada siswa adalah bagian penting dari proses pembelajaran. Memberikan praktek pada siswa tanpa adanya umpan balik tidak selalu menghasilkan pelajaran yang efektif. Memang, jika seorang siswa praktek perilaku yang salah dan tidak dikoreksi, kegiatan praktek mungkin akan sangat kontra-produktif. Jadi, ketika Anda mengembangkan rencana pembelajaran Anda, Anda harus berpikir tentang jenis umpan balik akan diberikan kepada siswa setelah mereka menyelesaikan kegiatan praktek Anda.
Pengujian
Setelah siswa diberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan baru, ada titik di mana pengujian harus disediakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan keterampilan baru. Dalam bab pada tes berkembang, kita telah menunjukkan betapa pentingnya kegiatan pengujian secara langsung terkait dengan perilaku yang dijelaskan dalam tujuan, dan kita akan kembali lagi ke tema-tema dalam bab 9. Rencana pelajaran Anda harus mencakup ketentuan untuk tes, biasanya diberikan pada akhir unit dalam instruksi, yang menilai perilaku ditetapkan dalam tujuan Anda. Selain itu, Anda mungkin ingin merencanakan untuk "formatif" tes yang lebih kecil yang mungkin diberikan selama unit untuk menilai kemajuan siswa ke arah pencapaian tujuan, aspek pengujian juga akan dibahas secara rinci dalam bab sembilan.
Pengayaan dan Remediasi
Sementara kita ingin berpikir bahwa pada akhir pelajaran, semua siswa kita akan mencapai perilaku yang tercakup dalam tujuan pembelajaran, hasil ini sangat tidak mungkin. Oleh karena itu, jika kita ingin semua siswa kita untuk mencapai sebuah tujuan, kita harus siap untuk memberikan kegiatan perbaikan bagi peserta didik yang gagal dan kegiatan pengayaan bagi mereka yang sukses. Kegiatan perbaikan harus langsung ditargetkan pada masalah yang ditunjukkan oleh siswa sesuai dengan instruksi asli. Kegiatan pengayaan harus memperluas pengetahuan siswa tentang suatu topik atau menantang mereka untuk menerapkannya dalam situasi yang menarik. Kegiatan-kegiatan pengayaan tentu tidak harus dilihat sebagai hukuman, melainkan sebagai kesempatan siswa yang sukses untuk mendapatkan topik lain atau melakukan hal-hal lain yang penting bagi mereka.
Tujuh kegiatan pelajaran yang telah kita uraikan terdiri dari rencana pembelajaran. Kegiatan ini harus dipertimbangkan setiap kali tujuan pembelajaran baru dan satu set tujuan pembelajaran harus disajikan kepada siswa. Penelitian telah menunjukkan bahwa semua kegiatan ini penting dalam proses pelajaran. Jika Anda meragukan pengamatan ini, kembali ke dalam daftar dan pikirkan untuk menghilangkan satu dari instruksi Anda dan mempertimbangkan dari satu kegiatan yang kurang penting, semua kegiatan yang penting dimasukkan dalam rencana pembelajaran.
Subscribe to:
Posts (Atom)