MAKALAH FISIKA KUANTUM
EFEK
COMPTON DAN
TEORI ATOM BOHR
Disusun oleh :
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012
I.
PENDAHULUAN
Dalam teori kuantum cahaya dianggap
bahwa foton dalam perjalannya dalam ruang dengan kecepatan c tidak menyebar
sebagaimana gelombang, tetapi tetap terkonsentrasi dalam ruang yang sangat
kecil. Hal ini sangat mirip dengan zarah. Pertanyaan berikutnya adalah : “Apalah kesejajaran ini lebih luas lagi,
artinya apakah foton juga memiliki sifat-sifat lain dari zarah?”
Atom adalah satuan unit terkecil dari
sebuah unsur yang memiliki sifat-sifat dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari
sebuah inti kecil yang terdiri dari proton dan neutron dan sejumlah elektron
pada jarak yang jauh.
Pada tahun 1913 Neils Bohr pertama kali
mengajukan teori kuantum untuk atom
hydrogen. Model ini merupakan transisi antara model mekanika klasik dan
mekanika gelombang. Karena pada prinsip fisika klasik tidak sesuai dengan kemantapan
hidrogen atom yang teramati.
Model atom Bohr memperbaiki kelemahan
model atom Rutherford. Untuk menutupi kelemahan model atom Rutherford, Bohr
mengeluarkan empat postulat. Gagasan Bohr menyatakan bahwa elektron harus
mengorbit di sekeliling inti.
Namun demikian, teori atom yang
dikemukakan oleh Neils Bohr juga memiliki banyak kelemahan. Model Bohr hanyalah
bermanfaat untuk atom-atom yang mengandung satu elektron tetapi tidak untuk
atom yang berelektron banyak.
II.
ISI
EFEK COMPTON
Pada
tahun 1923, Compton memberikan kesimpulannya mengenai hamburan sinar x oleh
materi. Dalam naskah ilmiahnya “A Quatum Theory of Scattering of X-Rays by
Light”, Compton
menerangkan percobaannya tentang hamburan sinar x oleh materi. Diamatinya bahwa
panjang gelombang sinar x yang terhambur berbeda dengan panjang gelombang sinar
x sebelum terhambur. Perubahan panjang gelombang tersebut ternyata juga
bergantung dari sudut hamburan. Kesimpulan yang dicantumkan dalam naskah
Campton tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
·
Teori Campton saat ini bertopang
pada pengandaian bahwa setiap elektron yang berperan dalam proses ini
menghambur suatu kuantum cahaya yang utuh (foton).
·
Teori ini berlandaskan pada
hipotesa bahwa kuantum-kuantum cahaya datang dari berbagai arah tertentu dan
dihamburkan pula dalam arah-arah tertentu (tidak acak).
·
Hasil eksperimen yang dilakukan
untuk menyelidiki teori tersebut dengan sangat menyakinkan telah menunjukkan
bahwa gumpalan radiasi (kuantum radiasi, foton), kecuali membawa energi juga
memiliki momentum linear.
Hal di atas adalah
suatu kesimpulan yang memiliki dampak yang mendasar, karna foton juga ditandai
dengan suatu besaran fisik lain yaitu momentum linear.
Untuk dapat memahami
kesimpulan-kesimpulan tersebut berikut ini akan dibahas tentang percobaan Compton.
·
Sinar X yang dipancarkan oleh
sumbernya dijadikan sinar monokhromatis lebih dahulu, kemudian dijatuhkan pada
suatu zat penghamburan S.
·
Dari S berkas sinar X dihambur ke
segala arah. Celah pengkolimator dan sistem analisator di belakangnya memilih
bekas yang terhambur dalam suatu arah tertentu (q).
·
Dengan menggerakkan pengkolimator
dan sistem analisator secara bersama dengan S sebagai sumbu gerak perputaran
maka dapat dipelajari baik intensitas maupun panjang gelombang l sinar x yang dihamburkan. Kedudukan pengkolimator terhadap
penghamburan S mendefinisikan sudut hamburan q.
·
Kristal C dan detektor D merupakan
bagian penganalisa sinar x terhambur. Pengukuran ini dilakukan dengan sangat
teliti melalui metoda refleksi Bragg, terutama mengenai nilai panjang gelombang
terhambur l.
·
Hasil percobaan Compton menunjukkan bahwa besar panjang
gelombang terhambur l tergantung pada sudut q.
Hasil
percobaan menunjukkan bahwa panjang gelombang terhambur l sebagai fungsi q. Puncak kiri berasal dari hamburan
Thomson (panjang gelombang tidak berubah). Panjang gelombang sinar x terhambur
sama dengan panjang gelombang sinar x asal. Puncak kanan berasal dari hamburan Compton (panjang gelombang
berubah).
Compton dapat menerangkan terjadinya
pergeseran panjang gelombang dengan menganggap bahwa berkas sinar x terdiri
dari foton-foton yang berperilaku sebagai zarah. Foton-foton tersebut dalam
tumbukannya dengan elektron-elektron bahan penghambur mengikuti hukum-hukum
mekanika.
Apabila foton dianggap
sebagai suatu zarah, bagaimanakah diperoleh momentum linearnya? Berpijak dari
teori kuantum Einstein, bahwa energi foton E bergantung pada frekuensi radiasi
sebagai berikut :
E = hv (5.1)
Energi relativistik
total suatu zarah yang bergerak dengan kecepatan v adalah :
(5.2)
Karena kecepatan foton
adalah c, dan energinya maka m0 harus sama dengan nol. Jadi foton
harus dianggap sebagai zarah dengan massa
diam sama dengan nol. Energinya hanya energi kinetik saja, sehingga ungkapan
umum untuk energi total adalah :
(5.3)
untuk sebuah foton
diperoleh :
E = pc (5.4)
dari ungkapan tersebut
diperoleh :
(5.5)
Hubungan ini
dipergunakan untuk menelaah tumbukan antara foton dengan elektron.
Tinjau sebuah foton
sinar x yang melakukan tumbukan dengan sebuah elektron dari bahan penghambur.
Karena energi foton sangat besar dibandingkan dengan tenaga ikat elektron dalam
bahan maka secara praktis elektron dapat dianggap sebagai elektron bebas.
Kekekalan
momentum linear :
(5.6)
(5.7)
kuadratnya memberikan
:
(5.8)
(5.9)
Jumlah dari kedua
persamaan tersebut memberikan :
(5.10)
Kekekalan energi
relativistik total mempersyaratkan :
(5.11)
karena untuk foton E =
pc maka persamaan di atas menjadi :
(5.12)
untuk elektron :
(5.13)
yang menjadi
disederhanakan menjadi :
(5.14)
atau :
(5.15)
Ungkapan tersebut dapat disederhanakan menjadi :
(5.17)
atau :
(5.18)
Karena ….. atau …. maka diperoleh :
(5.19)
Persamaan tersebut dapat di tulis
(5.20)
Pada persamaan (5.20),
D1 adalah pergeseran panjang gelombang sinar x karena hamburan. lc adalah panjang gelombang Compton.
Hasil telaah yang
dipresentasikan dalam bentuk persamaan Compton
menyatakan bahwa pergeseran panjang gelombang Dl hanya bergantung pada sudut hambur q, dan tidak bergantung pada panjang gelombang maupun intensitas sinar
x. dalam penurunan persamaam Compton
tersebut yang kebenarannya dapat diverifikasi secara eksperimen didasarkan pada
momentum linear foton.
Teori kuantum Einstein
tentang cahaya dan percobaan Compton
memberikan suatu sisi lain dari cahaya yang bersifat sebagai zarah yakni :
·
Terpusat dalam daerah terbatas
dalam ruang.
·
Bergerak dengan kecepatan c.
·
Memiliki energi sebesar E = hv.
·
Memiliki momentum linear p = E/c,
(massa mo
= 0)
Cahaya bersifat dualistik :
·
Untuk menerangkan beberapa gejala
fisis tertentu cahaya harus dipandang sebagai gelombang.
·
Dan untuk menerangkan beberapa
gejala lainnya sifat zarah yang menonjol, dalam peran yang demikian cahaya
berperilaku sebagai foton.
TEORI
ATOM BOHR
·
Sejarah
Di awal abad ke-20,
percobaan oleh Ernest Rutherford telah dapat menunjukkan bahwa atom terdiri dari
sebentuk awan difus elektron bermuatan negatif mengelilingi inti yang kecil,
padat, dan bermuatan positif. Berdasarkan data percobaan ini, sangat wajar jika
fisikawan kemudian membayangkan sebuah model sistem keplanetan yang diterapkan
pada atom, model Rutherford tahun 1911, dengan
elektron-elektron mengorbit inti seperti layaknya planet mengorbit matahari.
Namun demikian, model sistem keplanetan untuk atom menemui beberapa kesulitan.
Sebagai contoh, hukum mekanika klasik (Newtonian) memprediksi bahwa elektron
akan melepas radiasi elektromagnetik ketika sedang
mengorbit inti. Karena dalam pelepasan tersebut elektron kehilangan energi,
maka lama-kelamaan akan jatuh secara spiral menuju ke inti. Ketika ini terjadi,
frekuensi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan akan berubah. Namun
percobaan pada akhir abad 19 menunjukkan bahwa loncatan bunga api listrik yang
dilalukan dalam suatu gas
bertekanan rendah di dalam sebuah tabung hampa akan membuat atom atom gas
memancarkan cahaya (yang berarti radiasi elektromagnetik) dalam
frekuensi-frekuensi tetap yang diskret.
Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan
berkebangsaan Swedia, mengikuti jejak Einstein menerapkan teori kuantum untuk
menerangkan hasil studinya mengenai spektrum atom hidrogen. Bohr mengemukakan
teori baru mengenai struktur dan sifat-sifat atom. Teori atom Bohr ini pada
prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari Ernest
Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila
elektron dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan meloncat
keluar menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu
memancarkan suatu kuantum energi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih dekat
dengan inti atom.
·
Gagasan Kunci Model atom Bohr
Dua gagasan kunci adalah:
1.
Elektron-elektron bergerak di
dalam orbit-orbit dan memiliki momentum yang terkuantisasi, dan dengan demikian
energi yang terkuantisasi. Ini berarti tidak setiap orbit, melainkan hanya
beberapa orbit spesifik yang dimungkinkan ada yang berada pada jarak yang
spesifik dari inti.
2.
Elektron-elektron tidak akan
kehilangan energi secara perlahan-lahan sebagaimana mereka bergerak di dalam
orbit, melainkan akan tetap stabil di dalam sebuah orbit yang tidak meluruh.
·
Postulat Dasar Model Atom Bohr
Ada empat postulat yang digunakan untuk
menutupi kelemahan model atom Rutherford, antara lain :
1.
Atom Hidrogen terdiri dari sebuah
elektron yang bergerak dalam suatu lintas edar berbentuk lingkaran mengelilingi
inti atom ; gerak elektron tersebut dipengaruhi oleh gaya coulomb sesuai dengan
kaidah mekanika klasik.
2.
Lintas edar elektron dalam
hydrogen yang mantap hanyalah memiliki harga momentum angular L yang merupakan
kelipatan dari tetapan Planck dibagi dengan 2π.
dimana n = 1,2,3,… dan disebut sebagai bilangan kuantum utama, dan h adalah konstanta
Planck.
3.
Dalam lintas edar yang mantap
elektron yang mengelilingi inti atom tidak memancarkan energi elektromagnetik,
dalam hal ini energi totalnya E tidak berubah.
4.
Jika suatu atom melakukan transisi
dari keadaan energi tinggi EU ke keadaan energi lebih rendah EI,
sebuah foton dengan energi hυ=EU-EI diemisikan. Jika
sebuah foton diserap, atom tersebut akan bertransisi ke keadaan energi rendah
ke keadaan energi tinggi.
·
Model Atom Bohr
”Bohr
menyatakan bahwa elektron-elektron hanya menempati orbit-orbit tertentu
disekitar inti atom, yang masing-masing terkait sejumlah energi kelipatan dari
suatu nilai kuantum dasar. (John Gribbin, 2002)”
Model Bohr dari atom hidrogen menggambarkan elektron-elektron
bermuatan negatif mengorbit pada kulit atom dalam lintasan tertentu mengelilingi inti atom
yang bermuatan positif. Ketika elektron meloncat dari satu orbit ke orbit
lainnya selalu disertai dengan pemancaran atau penyerapan sejumlah energi elektromagnetik hf.
Menurut Bohr :
” Ada
aturan fisika kuantum yang hanya mengizinkan sejumlah tertentu elektron dalam
tiap orbit. Hanya ada ruang untuk dua elektron dalam orbit terdekat dari inti.
(John Gribbin, 2005)”
Gambar
1. Model Atom Bohr
Model ini adalah pengembangan
dari model puding prem (1904), model Saturnian (1904), dan model Rutherford (1911). Karena model Bohr adalah
pengembangan dari model Rutherford, banyak sumber mengkombinasikan kedua nama
dalam penyebutannya menjadi model Rutherford-Bohr.
Kunci sukses model ini adalah
dalam menjelaskan formula Rydberg mengenai garis-garis emisi spektral atom hidrogen,
walaupun formula Rydberg sudah dikenal secara eksperimental, tetapi tidak
pernah mendapatkan landasan teoritis sebelum model Bohr diperkenalkan. Tidak
hanya karena model Bohr menjelaskan alasan untuk struktur formula Rydberg, ia
juga memberikan justifikasi hasil empirisnya dalam hal suku-suku konstanta
fisika fundamental.
Model Bohr adalah sebuah model
primitif mengenai atom hidrogen. Sebagai sebuah teori, model Bohr dapat
dianggap sebagai sebuah pendekatan orde pertama dari atom hidrogen menggunakan mekanika kuantum yang lebih umum dan akurat, dan dengan demikian
dapat dianggap sebagai model yang telah usang. Namun demikian, karena
kesederhanaannya, dan hasil yang tepat untuk sebuah sistem tertentu, model Bohr
tetap diajarkan sebagai pengenalan pada mekanika kuantum.
Keterangan
Gambar 2. Model Bohr untuk atom hydrogen
n Lintasan yang diizinkan untuk elektron
dinomori n = 1, n = 2, n =3 dst. Bilangan ini dinamakan bilangan kuantum, huruf
K, L, M, N juga digunakan untuk menamakan lintasan
n Jari-jari orbit diungkapkan dengan 12,
22, 32, 42, …n2. Untuk orbit
tertentu dengan jari-jari minimum a0 = 0,53 Å
n Jika elektron tertarik ke inti dan dimiliki oleh orbit n, energi
dipancarkan dan energi elektron menjadi lebih rendah sebesar
Gambar 3. Tingkat-tingkat energi atom Hydrogen
· Tingkatan energi elektron dalam atom hidrogen
Model Bohr hanya akurat untuk
sistem satu elektron seperti atom hidrogen atau helium yang
terionisasi satu kali. Penurunan rumusan tingkat-tingkat energi atom hidrogen
menggunakan model Bohr.
Penurunan rumus didasarkan pada tiga
asumsi sederhana:
1) Energi sebuah elektron dalam orbit
adalah penjumlahan energi kinetik dan energi potensialnya:
|
|
|
|
dengan k = 1 / (4πε0), dan qe adalah muatan
elektron.
2) Momentum sudut elektron hanya boleh memiliki harga
diskret tertentu:
dengan n =
1,2,3,… dan disebut bilangan kuantum utama, h adalah konstanta Planck, dan .
3) Elektron berada dalam orbit diatur oleh gaya
coulomb. Ini berarti gaya coulomb sama dengan gaya
sentripetal:
Dengan mengalikan ke-2 sisi persamaan (3)
dengan r didapatkan:
Suku di sisi kiri menyatakan
energi potensial, sehingga persamaan untuk energi menjadi:
Dengan menyelesaikan persamaan
(2) untuk r, didapatkan harga jari-jari yang diperkenankan:
Dengan memasukkan persamaan
(6) ke persamaan (4), maka diperoleh:
Dengan membagi kedua sisi
persamaan (7) dengan mev
didapatkan
Dengan memasukkan harga v pada persamaan energi (persamaan (5)),
dan kemudian mensubstitusikan harga untuk k
dan , maka energi pada tingkatan
orbit yang berbeda dari atom hidrogen dapat ditentukan sebagai berikut:
|
|
|
|
|
|
Dengan memasukkan harga semua
konstanta, didapatkan,
|
Dengan demikian, tingkat
energi terendah untuk atom hidrogen (n
= 1) adalah -13.6 eV. Tingkat energi berikutnya (n = 2) adalah -3.4 eV. Tingkat energi ketiga (n = 3) adalah -1.51 eV, dan seterusnya. Harga-harga energi ini
adalah negatif, yang menyatakan bahwa elektron berada dalam keadaan terikat
dengan proton. Harga energi yang positif berhubungan dengan atom yang berada
dalam keadaan terionisasi yaitu ketika elektron tidak lagi terikat, tetapi
dalam keadaan tersebar.
Dengan teori kuantum, Bohr juga
menemukan rumus matematika yang dapat dipergunakan untuk menghitung panjang
gelombang dari semua garis yang muncul dalam spektrum atom hidrogen. Nilai
hasil perhitungan ternyata sangat cocok dengan yang diperoleh dari percobaan
langsung. Namun untuk unsur yang lebih rumit dari hidrogen, teori Bohr ini
ternyata tidak cocok dalam meramalkan panjang gelombang garis spektrum.
Meskipun demikian, teori ini diakui sebagai langkah maju dalam menjelaskan
fenomena-fenomena fisika yang terjadi dalam tingkatan atomik. Teori kuantum
dari Planck diakui kebenarannya karena dapat dipakai untuk menjelaskan berbagai
fenomena fisika yang saat itu tidak bisa diterangkan dengan teori klasik.
- Kelebihan dan Kelemahan Teori Bohr
o
Keberhasilan
teori Bohr terletak pada kemampuannya untuk meeramalkan garis-garis dalam
spektrum atom hidrogen
o
Salah
satu penemuan adalah sekumpulan garis halus, terutama jika atom-atom yang
dieksitasikan diletakkan pada medan magnet
Kelemahan
Struktur
garis halus ini dijelaskan melalui modifikasi teori Bohr tetapi teori ini tidak
pernah berhasil memerikan spektrum selain atom hydrogen
Belum
mampu menjelaskan adanya stuktur halus(fine structure) pada spectrum, yaitu 2
atau lebih garis yang sangat berdekatan
Belum
dapat menerangkan spektrum atom kompleks
Itensitas
relatif dari tiap garis spektrum emisi.
Efek Zeeman, yaitu terpecahnya garis spektrum
bila atom berada dalam medan magnet.
III.
KESIMPULAN
Menurut teori kuantum cahaya, foton berlaku sebagai partikel, hanya
saja foton tidak mempunyai massa diam. jika hal ini benar kita harus bisa
menganalisis tumbukan antara foton dengan elektron.
Elektron bebas yang diam menyerap sebagian energi foton sehingga
bergerak ke arah membentuk sudut terhadap arah foton mula-mula. Foton yang
menumbuk elektron pun terhambur dengan sudut θ terhadap arah semula dan
panjang gelombangnya menjadi lebih besar
Teori atom Bohr menyatakan bahwa elektron harus mengorbit di sekeliling
inti seperti planet mengorbit Matahari.
Model Bohr disambut sebagai langkah maju yang penting karena dengan
cara memberi jarak pada orbit elektron,dapat menjelaskan spektrum cahaya dari
sebuah atom.
Elektron dapat berpindah dari satu orbit ke orbit lain dengan cara
lompatan kuantum, dan lompatannya selalu melibatkan emisi atau absorpsi kuantum
utuh dengan jumlah energi ekuivalen dengan hf atau kelipatannya,tapi tidak
pernah ada nilai diantaranya.
Bohr masih memakai hukum newton
disamping beberapa postulat lain, nilai teori bohr tidaklah pada prediksi yang
dapat dihasilkan tetapi pada pengertian dan hukum yang baru di ungkapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern. Jakarta :
Erlangga
Gribbin, John. 2003. Fisika Kuantum. Jakarta : Erlangga
------. 2005. Bengkel Ilmu : Fisika Modern. Jakarta :
Erlangga
Krane, Kenneth. 1988. Fisika Modern. Jakarta : UI Press
Elektro Indonesia no. 31/VI (Mei 2000)
0 comments on "Tugas Makalah Fisika Kuantum"
Post a Comment