Tugas :
Penelitian Tindakan Kelas
PERENCANAAN PTK
NAMA :
HAMDANI BAHARUDDIN
NIM :
091 204 153
KELAS :
FISIKA ICP
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Soal :
1.
Sesuai pengalaman anda mengajar/diajar di kelas,
a.
Kemukakan beberapa permasalahan yang perlu segera
diselesaikan.
b.
Berikan beberapa alternative solusi terhadap
permasalahan tersebut.
2.
Buatlah rencana awal, tindakan, pengamatan dan refleksi
untuk Siklus I dan siklus selanjutnya sesuai dengan permasalahan pembelajaran
di kelas anda.
3.
Untuk keperluan penetapan focus masalah penelitian
maka, buatlah:
a.
Latar belakang masalah
b.
Identifikasi masalah
c.
Analisis masalah
d.
Perumusan masalah
e.
Tujuan
f.
manfaat
Tugas I
Masalah dalam
pembelajaran:
1.
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
Solusi:
·
Menerapkan pembelajaran kooperatif
·
Melakukan praktikum
2.
Siswa mudah bosan dan mengantuk saat proses belajar
mengajar
Solusi:
·
Melakukan praktikum
·
Mengganti suasana pembelajaran
·
Menerapkan pembelajaran bermakna
3.
Siswa tidak tertarik pada pelajaran Fisika
Solusi:
·
Menerapkan pembelajaran bermakna
·
Melakukan pendekatan personal terhadap siswa
4.
SIKLUS:
Siklus :
Secara lebih rinci prosedur yang akan dilakukan
dalam pelaksanaan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
Jadwal
penelitian yang dilakukan pada siklus I dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3.1. Jadwal materi siklus I
Hari / Tanggal
|
Jam Ke
|
Materi
|
Senin / 2 April 2012
|
09.00 – 10.30
|
Massa
jenis zat padat dan zat cair
|
Rabu / 4 April 2012
|
08.15 – 09.45
|
Massa
jenis zat padat dan zat cair
|
Senin / 9 April 2012
|
09.00 – 10.30
|
Hidrostatis
|
Rabu / 11 April 2012
|
08.15 – 09.45
|
Hidrostatis
|
Senin / 16 April 2012
|
07.30 – 09.15
|
Evaluasi
|
a.
Perencanaan
Langkah-langkah
yang dilakukan pada tahap perencanaan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menelaah kurikulum mata pelajaran Fisika dan
membuat skenario pembelajaran yang akan digunakan.
2. Membuat perangkat pembelajaran yang akan
diajarkan dengan menggunakan model kooperatif yang meliputi pengembangan silabus dan RPP
3. Menyiapkan lembar observasi keaktifan
siswa pada saat melakukan demonstrasi.
4. Membuat dan menyusun alat eveluasi yang
akan diberikan pada akhir siklus I
b.
Pelaksanaan tindakan
Langkah-langkah
yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1.
Menginfomasikan
materi yang akan dibahas.
2.
Membagi materi.
3.
Membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil.
4.
Memberi materi pada setiap kelompok dan kelompok
mendiskusikannya.
5.
Siswa mempresentasikan hasil diskusinya.
6.
Evaluasi.
c. Observasi dan Evaluasi
1. Melakukan pengamatan dengan
menggunakan lembar observasi pada saat melakukan
demonstrasi sampai pada pengenalan dan aplikasi konsep
2. Tahap evaluasi dilaksanakan
dengan memberikan tes objektif kepada siswa setelah
melalui prsoses pembelajaran dengan model kooperatif.
3. Memberikan tes hasil belajar
d. Refleksi Hasil Pengamatan
Dari hasil analisis data dan angket yang diberikan kepada siswa,
selanjutnya dijadikan sebagai acuan untuk merancang siklus berikutnya. Adapun
langkah-langkah untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I antara
lain:
1. Pengenalan konsep.
2. Membagi
materi.
3. Membagi
siswa di kelas dalam kelompok-kelompok ahli untuk setiap materi dan membagi
kelompok sebagai kelompok asal.
4. Memberikan
materi untuk setiap kelompok ahli, dan guru membimbing ke setiap kelompok ahli
tentang kejelasan materi.
5. Setiap
anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan mendiskusikan materi yang
mereka dapatkan.
6. Setiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
7. Evaluasi
Jadwal penelitian yang
dilakukan pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.2. Jadwal materi siklus II
Hari / Tanggal
|
Jam Ke
|
Materi
|
Senin / 23 November 2007
|
09.00 – 10.30
|
Pemuaian
zat padat
|
Rabu / 7 November 2007
|
08.15 – 09.45
|
Pemuaian
za gas
|
Senin / 12 November 2007
|
09.00 – 10.30
|
Gas
ideal
|
Rabu / 14 November 2007
|
08.15 – 09.45
|
Gas
ideal
|
Jum’at / 16 November 2007
|
07.30 – 09.15
|
Evaluasi
|
a.
Perencanaan
1. Membuat skenario pembelajaran berdasarkan
refleksi dari siklus I
2. Menyiapkan lembar observasi keaktifan
siswa tiap pertemuan untuk memantau kegiatan siswa selama proses pembelajaran
dengan menentukan indikator yang ingin diamati perkembangannya
3. Membuat dan menyusun alat evaluasi yang
akan diberikan pada siklus II
4. Menyiapkan alat dan bahan yang akan
didemonstrasikan.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Dalam
kegiatan observasi pada siklus I terlihat bahwa pada saat pembelajaran
berlangsung, tidak semua siswa melakukan indikator yang diamati, masih terdapat
siswa yang main-main dan masih banyak siswa yang tidak berani mengungkapan
pendapat atau konsepnya dalam hal ini mereka tidak berani mengajukan pertanyaan
atau menjawab pertanyaan, kurang mengerti pada materi yang
diberikan oleh guru, hal ini disebabkan karena terlalu kurangnya penjelasan yang diberikan.
Oleh
karena itu dalam siklus II ini dilakukan perbaikan untuk menutupi kekurangan
dari siklus I, adapun perbaikan-perbaikan tersebut adalah
1. Pengenalan konsep.
2.
Membagi materi.
3.
Membagi siswa di kelas dalam kelompok-kelompok
ahli untuk setiap materi dan membagi kelompok sebagai kelompok asal.
4.
Memberikan materi untuk setiap kelompok ahli,
dan guru membimbing ke setiap kelompok ahli tentang kejelasan materi.
5.
Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok
asal dan mendiskusikan materi yang mereka dapatkan.
6.
Evaluasi
c.
Evaluasi
Pada tahap
ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah mengamati setiap aktivitas siswa
selama berlangsungnya proses belajar mengajar melalui lembar observasi. Tahap
evaluasi dilakukan dengan memberikan tes objektif kepada siswa setelah beberapa
pertemuan.
d.
Refleksi
Dari hasil
observasi dan evaluasi kemudian dianalisis baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
Judul: Efektifitas Pembelajaran
Model Jigsaw terhadap Pemahaman Fisika Siswa Kelas XI SMAN 1 Parangloe
Kabupaten Gowa
1. Latar Belakang
Dalam pendidikan, hendaknya siswa aktif berpartisipasi sedemikian sehingga
melibatkan intelektual dan emosional siswa didalam proses belajar. Keaktifan
disini berarti keaktifan mental walaupun untuk maksud ini sedapat mungkin
dipersyaratkan keterlibatan langsung keaktifan fisik dan tidak nya berfokus
pada satu sumber informasi yaitu guru yang hanya mengandalakan satu sumber
komunikasi. Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan komunikasi
dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada
rendahnya prestasi belajar siswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan
keaktifan dengan mengadakan komunikasi yaitu guru dengan siswa dan siswa dengan
rekannya. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan adalah kooperatif tipe
jigsaw.
Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
pertama kali dikembangkan oleh Aronson. dkk di Universitas Texas. Model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,
siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan
memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung
jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan
menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Keunggulan kooperatif tipe jigsaw meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak
hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang
lain.Meningkatkan bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi
yang ditugaskan.
Penelitian dilakukan pada kelas XI.1 SMAN 1 Parangloe Kabupaten Gowa. Siswa
kelas XI.1 SMAN 1 Parangloe memiliki masalah terhadap pelajaran Fisika, yaitu
kurangnya perhatian terhadap pelajaran dan bersikap pasif dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas. Oleh sebab itu, judul pada penelitian ini yaitu Efektifitas
Pembelajaran Model Jigsaw terhadap Pemahaman Fisika Siswa Kelas XI SMAN 1
Parangloe Kabupaten Gowa.
2.
Identifikasi masalah
a.
Kurangnya keaktifan siswa di kelas XI.1 SMAN 1
Parangloe.
b.
Kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran fisika.
3.
Analisis
masalah
a.
Guru seringkali menggunakan metode ceramah dalam proses
pembelajaran fisika.
b.
Guru cenderung tidak peduli apakah siswa memahami
materi atau belum.
c.
Guru kurang interaktif.
d.
Sebagian besar siswa merasa bahwa fisika itu pelajaran
yang membosankan dan tidak penting serta kurang menarik.
4. Perumusan
masalah
a.
Siswa kelas XI.1 SMAN 1 Parangloe seharusnya dapat
lebih aktif dalam pembelajaran fisika, tetapi dalam kenyataannya mereka
cenderung pasif.
b.
Siswa kelas XI.1 SMAN 1 Parangloe seharusnya memperhatikan
pelajaran saat guru menerangkan. Tapi pada kenyataannya siswa kurang peduli dan
tidak tertarik pada pelajaran.
5.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah
diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada pembelajaran fisika siswa Kelas XI.1 SMAN 1
Parangloe Kabupaten Gowa melalui Model pembelajaran Jigsaw.
6.
Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian ini sebagai informasi bagi guru-guru fisika tentang penggunaan model
pembelajaran dalam pengajaran fisika dan dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi pembangunan dalam bidang pendidikan.